Monday 23 November 2009

"Emak Ingin Naik Haji"


Yup, betul judul di atas adalah judul sebuah film yang diadaptasi dari cerpen karya asma nadia. Saya bukannya mau mereview film tersebut. Jika ingin memmbaca reviewnya silahkan klik disini atau klik ini. Film ini direkomendasikan seorang teman. Katanya bagus, lebih bagus dari film 2012. Dari segi cerita sih iya.
Hmm abis nonton film ini bikin saya mikir : selama ini ketika saya punya uang 5 juta rupiah, apa yang terlintas dipikiran saya? gak sedikitpun ada niat buat nabung haji. Sedangkan emak yang tokoh utama film itu, dengan sabar mengumpulkan uang hasil jerih payahnya menjual kue apem, selama lima tahun, akhirnya terkumpul 5 juta rupiah, dengan niat tulus dan ikhlas, semata-mata karena kerinduannya memenuhi panggilan Allah : Menunaikan Ibadah Haji. Walaupun akhirnya hasil jerih payahnya itu harus dia relakan demi biaya operasi hernia cucunya. Tapi niatnya pergi haji begitu kuat.

Balik lagi dengan saya atau mungkin kita? ketika punya duit 5 juta rupiah apa yang terpikirkan oleh saya atau kita? Ganti Handphone mungkin? Liburan? menabung untuk uang muka beli mobil? dan hal-hal lain, yang sama sekali bukan niat untuk memenuhi panggilan Allah, SWT yang suci : Ibadah Haji.

Sering alasan : belum ada panggilan menjadi alasan utama untuk tidak memulai menabung haji. Padahal bagaimana mungkin ada panggilan kalo niatan saja gak punya?
Bener-bener deh tuh film bikin hati tergugah, untuk memenuhi panggilanNya, untuk menyambut panggilanNya dengan Lafadz : Labbaikkallaahumma labbaik...

Semoga, saya dan anda mau memulai untuk menyisihkan sedikit demi sedikit dari penghasilan sebulan untuk memenuhi panggilanNya. Semoga kita gak melulu menabung untuk orientasi dunia, tapi juga akhirat. Yah, Semoga.








Thursday 5 November 2009

Akan Kemana Indonesiaku?


Saya baru saja membaca berita-berita tentang kebebasan Anggodo. What?! Anggodo bebas? Menurut pihak kepolisian tidak ada cukup bukti untuk menahan Anggodo. Wew, sebagai orang awam, saya jadi bertanya-tanya apakah bukti rekaman percakapan itu bukan sebuah bukti yang kuat akan adanya sebuah kejahatan terencana? Bukankah Bibit-Chandra ditahan pada saat belum ada bukti yang cukup???

Apakah emang sudah tidak ada keadilan di negeri ini? Apakah yang menang adalah yang punya harta dan kekuasaan? Bisakah kita percaya lagi pada kedua lembaga negara kita tercinta KEPOLISIAN dan KEJAKSAAN, yang notabene adalah institusi yang HARUSNYA menegakkan keadilan? Akan kemana Indonesiaku?

Semoga kasus ini selesai dengan Happy Ending. Kebenaran lah yang menang. Siapapun mereka, entah itu Bibit-Chandra, entah itu Anggodo. Semoga diluar sana, di kedua institusi itu masih ada orang-orang yang mau membela kebenaran dan keadilan.